
Es krim merupakan makanan semi padat yang
dibuat dengan cara pembekuan tepung es krim atau dari campuran susu, gula,
bahan pemantap, bahan penyedap rasa serta aroma dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lainnya (bahan pengemulsi dan pewarna) dan dikemas dalam plastik
atau karton khusus (Anonim, 2011c).
Pada produk es krim tidak diberikan bahan
tambahan makanan karena penguat cita rasa adalah suatu zat bahan tambahan yang
ditambahkan kedalam makanan yang dapat memperkuat aroma dan rasa (Afrianti, 2008).
Talas yang digunakan sebagai bahan pengisi dalam pembuatan es krim
ini adalah talas yang berwarna putih, daging talas yang berwarna putih diharapkan dapat menyesuaikan
dengan warna bahan yang lain, sebab penentuan mutu suatu bahan pangan pada
umumnya tergantung pada warna, karena warna tampil terlebih dahulu dan
kadang-kadang menentukan mutu dari bahan pangan. Suatu bahan pangan yang
dinilai bergizi, enak dan teksturnya sangat baik tidak akan dikonsumsi apabila
memiliki warna yang kurang menarik untuk dipandang dan akan memberikan kesan
yang menyimpang dari warna yang sebenarnya (Winarno, 2005).
Bahan – Bahan Penyusun Es Krim
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan es
krim adalah susu, padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir, bahan flavor,
bahan penstabil, dan pembentuk emulsi (Buckle et all.,
2009). Bahan-bahan penyusun es krim beserta kegunaannya dalam
pembuatan es krim, adalah sebagai berikut :
- Susu

Produk susu yang digunakan dalam pembuatan es
krim ini, adalah sebagai berikut :
- Susu Skim
Susu skim disebut juga padatan susu tanpa
lemak (PTSL) yang merupakan bagian dari susu yang tertinggal sesudah krim
diambil sebagian atau seluruhnya. Susu skim mengandung semua zat makanan dari
susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak. Susu skim dapat
digunakan oleh orang yang menginginkan nilai kalori rendah dalam makanannya,
karena susu skim hanya mengandung protein 37%, laktosa 55%, dan mineral 8%.
Protein pada susu tanpa lemak berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi,
memberikan cita rasa, dan membentuk busa dengan mengikat air dan udara. Fungsi
protein yang paling penting adalah melembutkan tekstur es krim, sedangkan
fungsi laktosa adalah memberikan rasa manis dan menurunkan titik beku
(Buckle, et all, 2009).
- Susu Bubuk

- Gula

Gula tidak hanya berfungsi sebagai pemberi
rasa manis pada es krim, tapi juga menurunkan titik beku adonan, sehingga
adonan tidak terlalu cepat membeku saat diproses. Ini penting agar udara yang
masuk kedalam adonan bisa lebih banyak sehingga tekstur menjadi lebih lembut.
Konsentrasi gula yang ditambahkan berkisar antara 12-20%. Gula juga dapat
meningkatkan kekentalan dan total padatan es krim serta memperbaiki tekstur es
krim, jika total padatan tidak lebih dari 42% dan kadar gula
kurang dari 16% (Effendy, 2006).
- Stabilizer
Bahan
penstabil yang umum digunakan dalam pembuatan es krim adalah CMC (carboxy
methyl celulose), gum arab, sodium alginat, karagenan, dan agar. Bahan
penstabil berperan untuk meningkatkan kekentalan ICM terutama pada saat sebelum
dibekukan dan memperpanjang masa simpan es krim karena dapat mencegah
kristalisasi es selama penyimpanan. Kadar penstabil dalam es krim yaitu antara
0% sampai 0.4% (Padaga
dan Sawitri, 2005)
- Emulsifier
Emulsifier (bahan pengemulsi) digunakan untuk
menghasilkan es krim dengan tekstur yang lembut, memperkuat body serta
meratakan distribusi udara dalam struktur es krim. Emulsifier yang sering
digunakan dalam industri es krim adalah monogliserida dan digliserida. Jumlah
total bahan pengemulsi dan bahan penstabil biasanya digunakan dalam
jumlah kecil, sekitar 0,3 sampai 1,0%. Penggunaan yang berlebihan menyebabkan
lambatnya pelelehan es dan merusak tekstur es krim (Hudiyanti, 2009).
Fungsi bahan pengemulsi di dalam es krim
adalah memperbaiki pencampuran lemak dan air, mengembangkan adonan dalam proses
pengadukan, memperbaiki tekstur es krim, dan memperlambat proses pencairan es
krim (Adhitya, 2008).
- Air
Air berfungsi sebagai bahan yang dapat
mendispersikan berbagai senyawa yang ada dalam bahan makanan. Untuk beberapa
bahan air juga berfungsi sebagai pelarut (Winarno, 2004). Kadar air dalam es
krim antara 60%-62%, jika air terlalu banyak maka es krim menjadi kasar, jika
air terlalu sedikit maka es krim akan menjadi terlalu padat. Untuk bias creamy,
60%-62% itu sudah ukuran yang teruji. Dengan demikian makan kadar bahan kering
yang sebaiknya digunakan dalam pembuatan es krim sekitar 38%-40% (Inges, 2009).
Proses Pembuatan Es Krim
Proses pembuatan es krim menurut
Buckle, et all (2009), meliputi persiapan bahan, pencampuran,
pasteurisasi, homogenisasi, pembekuan, pembuihan, pengemasan, pengerasan dan
penyimpanan. Berikut penjelasan mengenai proses pembuatan es krim :
- Persiapan Bahan
Persiapan bahan meliputi penimbangan bahan
sesuai dengan formula yang digunakan, dimana bahan-bahan kering (susu, gula,
bahan penstabil, dan bahan pengemulsi), serta bahan-bahan cair (lemak dan air)
dicampur terpisah.
- Pencampuran
Pencampuran adonan dilalukan dengan menimbang
bahan cair dalam bejana pencampur, dipanaskan dahulu sampai kira-kira 400 -
50 0 C, kemudian bahan-bahan kering seperti gula dan bahan
penstabil ditambahkan dan dicampurkan supaya larut dengan baik.
- Pasteurisasi
Bahan-bahan yang telah dicampurkan
dipasteurisasi, dengan menggunakan panas dan waktu yang lebih lama. Tujuannya
untuk mengatasi masalah pengaruh perlindungan terhadap penghancuran bakteri yang
disebabkan oleh lemak dan gula yang ditambahkan. Proses pasteurisasi dilakukan
pada suhu 670 C selama 30 menit.
- Homogenisasi
Homogenisasi dilakukan untuk mencegah
tercampur aduknya susu selama pembuihan, untuk mengurangi waktu yang diperlukan
bagi pematangan campuran itu dan untuk mempengaruhi kekentalan dan dengan
demikian memperbaiki tekstur dan masa (body) es krim. Campuran itu kemudian
didinginkan sampai kira-kira 40 C.
- Pembekuan dan Pembuihan
Pembekuan dan pembuihan memberikan pengaruh
penting pada tekstur es krim yang mengeras. Teknik pembekuan dilakukan sesuai
dengan alat pembeku yang digunakan, tujuannya adalah membekukan sebagian
sebagian air dalam adonan serta menangkap udara ke dalam adonan. Pembekuan
cepat dapat menurunkan ukuran kristal es dan membentuk tekstur yang halus.
Umumnya pembekuan adonan dimulai pada suhu -2,80 C. Pembekuan
ini dilakukan selama 30 menit.
Pada saat diambil dari lemari pembeku, es
krim diisikan secepat mungkin ke dalam tempatnya yang terakhir, dan dipindahkan
ke ruang pengeras (freezer) pada suhu -200 C--300 C,
selama minimum 4 jam, agar es krim mengeras dan siap dikonsumsi.
- Pengemasan Es Krim
Menurut Effendy (2006) pengemasan es krim
dapat dibedakan menjadi tiga bentuk utama, yaitu :
- Cone
Cone terbuat dari adonan biscuit yang
berbentuk kerucut. Es krim semula hanya dapat di jual di took kue atau restoran
karena ditempatkan di mangkuk atau dijadikan minuman. Semenjak cone ditemukan,
es krim dapat dijual lebih luas di jalan-jalan
- Cup
Kemasan bentuk cup berawal dari gelas karton
untuk minuman yang dikembangkan menjadi wadah untuk es krim. Es krim didalamnya
dimakan dengan menggunakan sendok kayu.
- Stik
Es krim dikemas dengan menempel pada tungkai
kayu yang panjang didalamnya. Ujung kayu yang lain dapat dipegang oleh konsumen
sehingga mempermudah pengkonsumsian tanpa mengotori tangan.
Sumber:
Anonim, 2011c . Es Krim Be Smile Lah. http://lordbroken.wordpress.com /category /keilmuan/ . Akses Tanggal 12
Januari 2013. Makassar.
Adhitya, Levi, 2008. Membuat Es Krim. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Sumber:
Anonim, 2011c . Es Krim Be Smile Lah. http://lordbroken.wordpress.com /category /keilmuan/ . Akses Tanggal 12
Januari 2013. Makassar.
Adhitya, Levi, 2008. Membuat Es Krim. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar