Rabu, 19 Februari 2014

KEBERAGAMAN BUDAYA INDONESIA





Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia. Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok suku bangsa, masyarakat Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah yang bersifat kewilayahan yang merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok suku bangsa yang ada di daerah tersebut. Dengan jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami dalam wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia yang berbeda. Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang ada di Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok suku bangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke modern, dan kewilayahan. Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi antar kelompok suku bangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia. Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah singgungan antar peradaban itu. Sehingga tidak salah jika Indonesia dikatakan sebagai pusat peradaban dunia, sebagaimana banyak para peneliti barat yang telah mengungkap hal itu. Keragaman budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.

Ciri keragaman kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1.   Keragaman suku bangsa
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina Selatan. Antara tahun 3.000 – 500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous/ pribumi dan indo-arian dari Asia Selatan. Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19 daerah suku bangsa, yaitu:
1.      Aceh
2.      Gayo-alas dan Batak
3.      Nias dan Batu
4.      Minangkabau,Mentawai
5.      Sumatra Selatan
6.      Melayu
7.      Bangka dan Belitung
8.      Kalimantan
9.      Minahasa
10.  Sangir-Talaud
11.  Gorontalo
12.  Toraja
13.  Sulawesi Selatan
14.  Ternate
15.  Ambon
16.  Kepulauan Barat Daya
17.  Irian
18.  Timor
19.  Bali dan Lombok
20.  Jawa Tengah dan Jawa Timur
21.  Surakarta dan Yogyakarta
22.  Jawa Barat

Didasari pula bahwa dengan jumlah kelompok sukubangsa kurang lebih 700’an sukubangsa di seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesungguhnya rapuh. Rapuh dalam artian dengan keragaman perbedaan yang dimilikinya maka potensi konflik yang dipunyainya juga akan semakin tajam. Perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat akan menjadi pendorong untuk memperkuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dimana sebenarnya konflik itu muncul dari isu-isu lain yang tidak berkenaan dengan keragaman kebudayaan. Seperti kasus-kasus konflik yang muncul di Indonesia dimana dinyatakan sebagai kasus konflik agama dan sukubangsa. Padahal kenyataannya konflik-konflik tersebut didominsi oleh isu-isu lain yang lebih bersifat politik dan ekonomi. Memang tidak ada penyebab yang tunggal dalam kasus konflik yang ada di Indonesia.
2.   Keberagaman bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:
1.      Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang meliputi:
§  Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat) yang meliputi: bahasa Minahasa, Aceh, gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.
§  Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera Selatan-Irian Barat.
2.      Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:
§  Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian) Melanesia (dari bahasa Yunani "pulau hitam") adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.
§  Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia)
3.   Keberagaman religi
Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di Indonesia terdapat enam agama yang diakui secara resmi oleh negara yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu. Selain itu berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di massyarakat.
4.   Keberagaman seni dan budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.

Manfaat Keberagaman Budaya
Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa, kebudayaan daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa Indonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan nasional.
Manfaat keberagaman budaya;
1.Promotes nilai-nilai kemanusiaan.
Ketika suatu organisasi memiliki sekelompok karyawan milik beragam budaya, hal ini menunjukkan bahwa organisasi mengakui dan merayakan dan memperingati keragaman yang ada pada orang dari latar belakang yang berbeda. Ini membuat orang-orang organisasi berpikir  bahwa nilai mereka dan kontribusi layak sedang direalisasikan oleh organisasi dan manajemen.
2.Improves produktivitas dan profitabilitas.
Terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, keragaman budaya juga membawa beberapa manfaat nyata kepada bisnis di seluruh dunia. Persuasi aktif keragaman di tempat kerja langsung dampak  produktivitas dan profitabilitas organisasi serta karyawan. Ada peningkatan produktivitas pekerjadan profitabilitas bagi organisasi.
3.Helps untuk membuat kolam bakat.
Ketika organisasi berinvestasi dalam keragaman, hasil dalam penciptaan kolam bakat yang lebih besar. Ini adalah situasi win-win baik bagi karyawan dan organisasi. Pertukaran karyawan dan belajar setiap otherâ ¼  positif dan kompetensi. Seperti kolam bakat menyediakan organisasidengan keunggulan kompetitif, yang membantu untuk kemajuan dalam lingkungan yang besar dan kompetitif.
4.Exchange ide-ide inovatif.
Ketika sebuah organisasi terdiri dari orang dengan berbagai latar belakang, budaya dan pengalaman, ide-ide kreatif dan inovatif baru menopang dalam pikiran orang yang berbeda. Ituwajar bahwa orang-orang dengan berbagai pengalaman dan perspektif dalam hidup akan mampumenghasilkan ide-ide unik dan solusi untuk masalah. Ini adalah nilai besar untuk keduaorganisasi dan karyawan. Pertukaran dinamis seperti yang terjadi antara orang yang memiliki persepsi yang berbeda menghasilkan hasil yang kreatif. Situasi seperti ini pernah dibuat dalamkelompok orang yang berpikir sama dan milik budaya serupa.
5.Other manfaat keanekaragaman.
Banyak studi yang berkaitan dengan perilaku organisasi menyimpulkan bahwa mempromosikankeragaman budaya mengurangi tingkat ketidakhadiran, perputaran karyawan yang lebih rendah,mengurangi biaya yang berkaitan dengan perekrutan karyawan baru dan mengurangi tanggung jawab hukum dalam gugatan diskriminasi.Dalam dunia persaingan, di mana keragaman budaya memiliki begitu banyak manfaat.

Masalah Akibat Keberagaman Budaya
Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat istiadatnya tentunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya berbeda-beda mengenai hal-hal tersebut. Gagasan yang menarik untuk diangkat mengatasi/ mengikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta empati.
1)   Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan, multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya dalam kacamata kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Didalam multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara demikian seluruh potensi suku bangsa akan bahu-membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.
2)   Toleransi dan empati
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau kelompok lain. Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain. Sikap toleran dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat yang majemuk seperti di Indonesia. Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak memperuncing perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan.

Integrasi Nasional
Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi bisa terjadi secara horisontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal.
Pendapat para ahli mengenai integrasi nasional:
1.    Higgins
Memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada satu kesatuan wilayah dan identitas nasional.
2.    Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial, politik, ekonomi dan budaya.
3.    J. Soedjati Djiwandono
Cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan nasional akan dibahayakan.

Faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional:
1.    Homogenitas kelompok
Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan mempercepat proses integrasi nasional.
2.    Mobilitas geografis
Faktor geografis memengaruhi efektifitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional. Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antarbudaya.

Peranan pemerintah
1.    Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2.    Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah.
3.    Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara.
Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah dulunya tidak memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas untuk berkembang sesuai dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai dengan sukubangsa ternyata tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa minoritas tersebut telah tergantikan oleh kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi tersingkir. Contoh lain yang cukup menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil kebudayaan dulunya dipandang dalam prespektif kepentingan pemerintah. Pemerintah menentukan baik buruknya suatu produk kebudayaan berdasarkan kepentingannya. Implikasi yang kuat dari politik kebudayaan yang dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah penyeragaman kebudayaan untuk menjadi “Indonesia”. Dalam artian bukan menghargai perbedaan yang tumbuh dan berkembang secara natural, namun dimatikan sedemikian rupa untuk menjadi sama dengan identitas kebudayaan yang disebut sebagai ”kebudayaan nasional Indonesia”. Dalam konteks ini proses penyeragaman kebudayaan kemudian menyebabkan kebudayaan yang berkembang di masyarakat, termasuk didalamnya kebudayaan kelompok sukubangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang dan tersudut. Seperti misalnya dengan penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa untuk semua daerah di Indonesia sesuai dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga menyebabkan hilangnya otoritas adat yang ada dalam kebudayaan daerah.
Peranan masyarakat
1.    Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah.
2.    Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.


 Sumber:
http://coreei7.blogspot.com/2012/08/bab-v-keberagaman-budaya-di-indonesia.htmlhttp://etnobudaya.net/2009/07/24/keragaman-budaya-indonesia/
http://www.scribd.com/doc/79072365/Manfaat-Keanekaragaman-Budaya
http://www.scribd.com/doc/105275828/Makalah-Ips-Keberagaman-Budaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar