Daging ikan bandeng
dikenal gurih, beraroma khas dan berwarna putih.Tetapi, duri/tulang halusnya
banyak sehingga menyebabkan masalah jika akan dikonsumsi. Untuk mengatasi hal
ini, ikan bandeng kemudian diolah menggunakan pemasakan bertekanan (autoclave
atau pressure cooker) untuk memperoleh produk ikan bandeng yang mempunyai
tulang yang lunak yang dikenal sebagai bandeng presto.
Bandeng presto adalah makanan khas Indonesia yang berasal dari
daerah Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini merupakan salah satu hasil
pengolahan khas produk perikanan, terutama sebagai modifikasi
pemindangan. Bandeng presto dibuat dari ikan bandeng (Chanos chanos)
yang dibumbui dengan bawang putih, kunyit dan garam. Bandeng presto hampir
sama dengan pindang bandeng, tetapi mempunyai kelebihan mempunyai warna,
aroma dan rasa yang tidak banyak berubah dibandingkan dengan ikan segarnya,
tekstur dagingnya menjadi lebih padat dan kenyal (dibandingkan dengan ikan
pindang) dan duri/tulang menjadi lunak. Sehingga seluruh bagian tubuh ikan
dapat dikonsumsi, oleh karena itu bandeng presto cukup di gemari oleh banyak
orang.
Usaha ini mudah dikerjakan dan skalanya dapat disesuaikan dengan tingkat
kemampuan modal, tenaga dan pemasarannya. Dalam skala rumah tangga untuk usaha
sambilan sejumlah 10 sampai 25 Kg/hari, skala sedang (50 - 100 Kg/hari) untuk
dipasarkan di beberapa kios atau supermarket dan usaha besar (sekitar 1
ton/hari) untuk memenuhi beberapa pasar di kota-kota yang padat penduduknya,
baik antar kabupaten maupun antar provinsi, dapat ditempuh melalui jalan darat
ataupun jalan laut/udara.
Untuk pendistribusian
bandeng presto yang memerlukan waktu, diperlukan seperangkat peralatan yang
dapat mengendalikan suhu terutama alat refrigrasi.
Hal yang diperlu
diperhatikan pada pembuatan Bandeng Presto adalah pemilihan bahan bakunya.
Ada beberapa jenis
bandeng yang bisa kita peroleh di pasar, cara memilih bandeng presto untuk
industri Bandeng Presto yaitu:
1. 100% bau tanah,
bandeng ini pada saat dimasak sudah tercium bau tanahnya.
2. 50% bau tanah,
bandeng ini saat dimasak belum tercium bau tanahnya, tetapi pada saat dimakan
baru
terasa bau
tanah.
3. Bandeng yang tidak
berbau tanah, bandeng jenis ini yang bagus untuk digunakan sebagai bahan baku
pembuatan
banding presto.Ciri ciri khususnya adalah sebagai berikut: punggung bandeng
bewarna hitam
dan bibir
bandeng bewarna kemerahan.
Selain itu, kita harus
memilih bandeng yang kondisinya bagus & masih segar, ciri-cirinya yaitu:
1. Bau Bandeng masih
terasa segar, khas bau ikan.
2. Sisik Masih utuh,
melekat kuat, tidak terkelupas, tertutup lender bening.
3. Mata/kornea bening
& agak menonjol/cembung.
4. Insang berwarna merah
sampai merah tua, cemerlang, tidak berbau.
5. Kulit cemerlang,
warnanya kontras & tidak pudar.
6. Daging masih elastis,
apabila ditekan segera kembali.
Bahan Baku
1. Ikan bandeng segar
2. Lembaran aluminium (aluminium foil) atau daun
pisang.
Bumbu yang diperlukan untuk Resep Bandeng
Presto:
1. Bawang Putih 20 siung
2. Bawang merah 10 siung
3. Ketumbar 1 sendok makan
4. Kemiri 20 butir
5. Garam 5 sendok makan
6. Kunyit secukupnya
7. Jahe
8. Sereh
9. Salam
10. Laos
11. Daun jeruk purut/ jeruk wangi
*:: Semua bumbu (kecuali
sereh, salam, laos, dan daun jeruk) diblender sampai halus.
Peralatan
1. Pisau
2. Baskom plastik
3. autoclave yang dilengkapi pengukur tekanan dan
pengukur suhu, misalnya Press-cooker untuk skala kecil.
4. Lemari es (untuk skala kecil) atau kamar dingin
(untuk skala besar)
Cara Pengolahan:
Pengolahan ikan presto hampir sama dengan proses
pembuatan ikan pindang. Bedanya pada proses perebusan, untuk bandeng presto
menggunakan panci vacuum stainlless steel. Ikan presto banyak ditemukan di Jawa
Tengah, menggunakan ikan bandeng (Bandeng Presto ), berikut merupakan cara
pengolahannya;
Siapkan bandeng
segar. Ikan dicuci dibuang isi perutnya dan insangnya tetapi tidak
dibersihkan sisiknya, karena apabila sisiknya dihilangkan maka apabila
dipresto bandeng tersebut akan hancur. bersihkan ginjal (tampak merah menempel
pada tulang belakang di bagian dalam rongga perut ).
Pengang Bandeng dengan
arah Kepala disebelah kiri dan punggung dibawah. Potong Melintang +- 3Cm dari
ekor, potong sampai terasa kena tulangnya, kemudian tarik pisau /dikerat
membelah punggung sampai kepala bandeng.
Cuci dengan air bersih
dan kemudian rendam dalam larutan garam (3 Kg garam,100 liter air) selama 15 -
20 menit. Dalam merendam ikan dengan larutan garam sebaiknya diberi es. untuk
mencegah pembusukan karena peningkatan suhu.
Ikan hasil rendaman
diberi garam halus secukupnya (ditaburi garam sejumlah 2% atau 2 gram untuk 100
gram ikan, 8 gram untuk ikan berukuran 400 gram atau direndam dalam larutan
garam jenuh selama 2 jam).
Masukkan bumbu yang
telah dihaluskan kedalam bandeng yang telah dibelah. Lumuri semua permukaan
bandeng sampai tertutup bumbu.
Kemudian di bungkus daun pisang atau lembaran
aluminium setiap ekor dan selanjutnya satu persatu ditata sarangan autoclave
atau press-cooker, susun bandeng dengan cara berselang seling
(kepala-ekor, ekor-kepala).
Pengukusan dilakukan pada suhu kurang lebih 127
derajat celcius dengan tekanan 2 atm selama 2-3 jam (dengan tekanan di bagian
dalam 0,0 atmosfir bagi ikan 200 - 300 gram dan 1,0 atmosfir bagi ikan yang
beratnya lebih dan 300 gram.)
Hasil pengukusan
dibiarkan turun suhunya di ruangan dan setelah produk mencapai suhu kamar
sebaiknya disimpan dalam ruangan bersuhu rendah (sekitar 0°C) dengan
menggunakan lemari es atau kamar dingin. Hal ini penting untuk distribusi,
pemasaran atau pengeceran, karena bandeng presto dapat tahan 7 sampai 10 hari
pada suhu sekitar 0°C.
Untuk pengemasan
sebaiknya menggunakan plastik jenis PVC yang food grade. Sedang kemasan luarnya
menggunakan karton dupleks. Ini dimaksudkan saat pengiriman, bandeng tidak
mudah rusak atau hancur Selain pengolahan dan pengawetan yang disebutkan
diatas, masih ada pengolahan lain yang biasa dilakukan dalam skala kecil untuk
kebutuhan rumah tangga seperti abon ikan, bakso ikan, kerupuk ikan, dan
lain-lain. Hanya saja pengolahannya masih terbatas pada penggunaan ikan yang
tidak laku dijual atau sisa penjualan dari nelayan. Untuk itu pembinaan kepada
pelaku usaha yang bergerak dalam usaha ikan (ikan laut & ikan darat) lebih
ditingkatkan, khususnya pelatihan teknis yang dapat langsung diterapkan sebagai
suatu kegiatan usaha. Yang selanjutnya dapat memberikan nilai tambah pada ikan.
Catatan:
1. Produk olahan ikan duri lunak, sesuai dengan
namanya, mempunyai duri/tulang yang lunak.
2. Pengolahan ikan duri lunak merupakan modifikasi
dari pemasakan tradisional (ikan pindang).
3. Dibandingkan dengan cara tradisional, waktu yang
dibutuhkan untuk pemasakan bertekanan lebih singkat.
4. Cita rasa bandeng presto dapat bervariasi
tergantung pada penambahan bumbu pada ikan bandeng sebelum dibungkus dengan
daun pisang dan kemudian dikukus.
5. Rasa asin pada bandeng presto diperoleh dengan
cara merendam bandeng yang telah dibersihkan ke dalam larutan garam (3%)
selama 1 (satu) jam.
6. Hasil pengukusan dapat dikemas dengan kantong
plastik dan diberi label.
7. Bahan baku untuk pembuatan ikan duri lunak saat
ini bukan hanya ikan bandeng saja, tetapi juga ikan berduri banyak lainnya
(misal ikan lemuru, mujair, tawes, ikan terbang) dan ikan-ikan lainnya.
SUMBER :
http://www.iptek.net.id/ind/pd_olah_pangan/?ch=olpa&id=265&hal=1:http://www.infomesin.com/tips-memilih-cara-penggunaan-mesin-presto-indus... Presto Industri yang Tebal
&
Aman Peluang Binis Bandeng Asap - Mesin Bandeng
Asap
http://ubaidseft.blogspot.com/p/tugas-mendatang-3-tphp-dasar-teori.html
http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/9/
http://ubaidseft.blogspot.com/p/tugas-mendatang-3-tphp-dasar-teori.html
http://ikm.kemenperin.go.id/PUBLIKASI/bKumpulanArtikelb/tabid/67/articleType/ArticleView/articleId/9/
efault.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar